pendidikan

pendidikan
ayo belajar

Kamis, 10 Juni 2010

Informasi bagi fungsionaris LK FKIP

Perihal : Undangan

Lampiran : 1

Kepada :

LK-FKIP

Di tempat

Salam Sejahtera,

Melalui Informasi ini, kami selaku Satgas Rapat Evaluasi Akhir Tahun LK-FKIP Periode 2009-2010 memberitahukan bahwa pada :

Hari : Rabu - Kamis

Tanggal : 16 – 17 Juni 2010

Waktu : 07.00 WIB s/d selesai

Tempat : Hotel Citra Dewi Baru Bandungan, Kabupaten Semarang

Akan diadakan Rapat Evaluasi Akhir Tahun LK-FKIP Periode 2009-2010. Untuk itu kami mengundang seluruh fungsionaris LK-FKIP dengan sesuai kuota dari Satgas untuk menghadiri pertemuan tersebut.

Demikian informasi ini kami buat, atas perhatiannya dan kehadirannya kami mengucapkan terima kasih.


Lampiran I

SUSUNAN ACARA

Hari, Tanggal

Waktu

Kegiatan

Koord

Keterangan

Rabu,

16 Juni 2010

07.00 – 07.30

Daftar Ulang

Ardiani

Berkumpul di depan LKU, difasilitasi transportasi

07.30 – 08.00

Perjalanan dari kampus

Pandu

08.00 – 08.30

Persiapan

Dita, Adit

Tiba di Citra Dewi

08.30 – 09.30

Pembukan dan pengesahan tata tertib

Andreuw

Di ruang pertemuan oleh SEMA FKIP

09.30 – 11.00

Snack + Presentasi I

HMP Matematika

Septi

PimSid : HMP Pend. Ekonomi

Notulensi : HMP BK

11.00 – 11.15

Istirahat/icebreaker

11.15 – 12.45

Presentasi II

HMP Pend. Ekonomi

Pandu

PimSid : HMP BK

Notulensi : HMP Sejarah

12.45 – 13.45

Ishoma

Dimas

13.45 – 15.15

Presentasi III

HMP Bimbingan Konseling

Septi

PimSid : HMP Sejarah

Notulensi : HMP PKn

15.15 – 15.30

Snack + Istirahat/icebreaker

15.30 – 17.00

Presentasi IV

HMP Sejarah

Dimas

PimSid : HMP PGSD

Notulensi : HMP PKn

17.00 – 18.30

Ishoma

Dita

18.30 – 20.00

Presentasi V

HMP PGSD

Andreuw

PimSid : HMP PKn

Notulensi : SEMA

20.00 – 20.15

Istirahat/icebreaker

20.15 – 22.00

Sharing LK + Snack

Adit

Oleh SEMA FKIP

22.00 – 05.00

Tidur/istirahat

Kamis,

17 Juni 2010

05.00 – 05.30

Olahraga pagi

Dipimpin dari perwakilan HMP

05.30 – 07.00

Mandi + makan pagi

Dita

07.00 – 08.30

Presentasi VI

HMP PKn

Pandu

PimSid : SEMA

Notulensi : BPMF

08.30 – 08.45

Istirahat/icebreaker

08.45 – 10.15

Presentasi VII

SEMA Bidang I + III

Dimas

PimSid : BPMF

Notulensi : HMP Matematika

10.15 – 10.30

Snack + Istirahat/icebreaker

10.30 – 12.00

Presentasi VIII

SEMA Bidang II + IV

Andreuw

PimSid : HMP Matematika

Notulensi : HMP Pend. Ekonomi

12.00 – 13.00

Ishoma

13.00 – 15.00

Evaluasi + Penyerahan LPJ akhir tahun ke BPMF + serah terima jabatan

Septi

15.00 – 15.30

Penutupan + Persiapan pulang

Adit

15.30 – 16.00

Perjalanan ke kampus

Pandu

16.00

Sampai di kampus

Kamis, 15 April 2010

Perkembangan POM se-Salatiga

MENGIKUTI SETIAP PERKEMBANGAN

POM SE-SALATIGA

Hari pertama

Pertandingan antara Fakultas Hukum (FH) dengan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) menjadi pertandingan pembuka untuk cabang Sepak Bola dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) se-Salatiga hari ini (14/4). Dibabak pertama FH memimpin dengan skor 2:0. Kedudukan tak bertahan lama dibabak kedua setelah FBS berhasil menjebol gawang FH.

Kedudukan 2:1 untuk FH tidak berubah hingga peluit akhir pertandingan yang berlangsung di lapangan Sepak Bola Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dibunyikan wasit.

Dicabang Voli putra, riuh penonton menyambut kemenangan Fakultas Biologi (FB) melawan Fakultas Teknik Ekektro dan Komputer (FTEK) dengan skor 2:1. Menyusul pertandingan Fakultas Sains Matematika (FSM) dengan Program Profesional (PP) yang dimenangkan FSM dengan skor 2:0.

Masih dalam cabang Voli putra, skor 2:0 juga didapatkan untuk pertandingan Fakultas Teologi (F.Teo) dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dimenangkan FKIP. Sementara untuk Voli putri, tim dari Fakultas Biologi juga menang telak atas Fakultas Psikologi dengan skor 2:0.

Sampai berita ini diturunkan, berbagai pertandingan lainnya masih berlangsung hingga nanti sore. Cabang Tarik Tambang dilangsungkan di lapangan Sepak Bola UKSW yang akan dilanjutkan pertandingan Sepak Bola antara Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) dan FTEK. Sementara cabang Bulutangkis digelar di Gedung Olahraga SMA Kristen Satya Wacana atau SMA Lab mulai pukul 13.00.

Pembukaan POM

Acara pembukaan POM digelar pagi ini (14/4) di lapangan Voli UKSW pukul 08.30. Membuka secara resmi POM tahun ini Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SMU) Andre Sutantyo. Dalam sambutannya, Alde ketua POM tahun ini berharap peserta POM bisa menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan.
POM akan berlangsung tanggal 14-16 April dan dilanjutkan pada tanggal 19 hingga 22 April mendatang. (pan/upk_bphl/ft:upk).

Hari ke-2

Memasuki hari kedua (15/4), Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) untuk cabang Voli diawali dengan pertandingan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) melawan Fakultas Biologi (F.Bio). Pertandingan dengan skor 2:1 untuk FTI tersebut menjadi penutup babak penyisihan.

Dibabak perempat final, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menang atas Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dengan skor 2:0. Skor yang sama juga diraih Fakultas Sains dan Matematika (FSM) menaklukan Fakultas Psikologi. Sementara STIE AMA melewati babak perempat final setelah menang walk out (WO) atas Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK).

Voli putra yang pelaksanaannya bersamaan dengan Voli putri dipenuhi pendukung dari masing-masing tim. Untuk Voli putri, Fakultas Teologi (F.Teo) menundukkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) 2:0; sementara Fakultas Biologi menang atas FTI dengan skor 2:1.

Pertandingan Sepak Bola menghantarkan Fakultas Psikologi dan FTI menuju babak selanjutnya setelah mengalahkan lawan masing-masing. Fakultas Psikologi unggul dari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) dengan skor 9:0. Sementara FTI menang atas STIE AMA dengan skor 8:1.

Pertandingan sore ini

Hingga berita ini diturunkan, pertandingan masih berlangsung untuk beberapa cabang. Hujan deras yang baru saja mengguyur kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tidak menyurutkan semangat peserta untuk bertanding.

Untuk Sepak Bola, saat ini tengah berlangsung pertandingan antara FISKOM melawan Program Pascasarjana. Selanjutnya akan menyusul pertandingan antara Program Profesional melawan STIBA Satya Wacana.

Bertempat di Gedung Olahraga SMA Lab tengah berlangsung pertandingan Bulutangkis tunggal putri antara Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dengan Fakultas Teologi. Sementara Voli putra dimeriahkan pertandingan FEB melawan FTI dan FKIP melawan FIK di cabang Voli putri.

Dicabang Tarik Tambang, David sebagai Koordinator mengungkapkan bahwa pertandingan semifinal Tarik Tambang akan dilangsungkan besok (16/4) di lapangan bola UKSW mulai pukul 13.00. (upk_bphl/ft:upk).

Catatan

Dari informasi diatas diharapkan mahasiswa FKIP dapat selalu mengikuti setiap perkembangan POM yang sedang berjalan. Besar harapan kami sebagai SEMA FKIP meminta seluruh civitas akademika FKIP memberikan doa dan dukungannya kepada peserta delegasi dari FKIP. Dukungan yang kami maksud adalah memberikan motivasi secara langsung setiap pertandingan berlangsung.

Mengapa harus meminta motivasi?

Karena dari pernyataan delegasi yang dikirim ternyata sangat menyesalkan tidak adanya suporter yang mendukung mereka. itulah akibatnya yang mengakibatkan mereka kurang percaya diri, sebab dari pihak lawan mendapatkan suporter yang penuh. Dari sedikit ulasan ini semoga memberikan kesadaran kepada seluruh civitas mahasiswa FKIP untuk selalu memberikan motivasi kepada teman - teman kita yang bertanding dari kemarin hingga tanggal 22 April 2010 nanti. Kami tunggu kedatangan teman - teman ! sungguh ironis apabila dari sekian ribu Mahasiswa FKIP tidak ada yang memberikan sedikit motivasi atau menjadi suporter dalam setiap pertandingan berlangsung. Bersatulah FKIP dan jangan biarkan teman - teman kita berjuang sendirian, karena dengan bersatu kita akan menjadi kuat, sehingga peserta kita akan lebih semangat lagi...cayoooo....hidup mahasiswa FKIP......

Besuk hari jum'at yang akan bertanding :

Sepakbola jam 07.30

serta tarik tambang, dan voli.

daftar pertandingan serta waktu dapat dilihat langsung di setiap papan pengumuman.

Kamis, 04 Maret 2010

Gendhingan/Gemelan

Riwayat
Tahun jaywaha, suryasangkala katingal pangrasaning janma (162) masa palguna, candrasangkala swara karengeng jagad (167), sri paduka maharaja dewabuda yasa gamelan 'lokananta' kang awujud wilahan saking gangsa, ingkang sak mangke kasebat demung
Suryasengkala bagahaning swara angrenggani swarga (269), tahun tarha candrasengkala swara matenggeng karna (287), masa kartika, hyang Endra nyipta piranti gamelan ingkang dipun wastani 'surendra' awujud gending (sak meniko dipun sebut 'rebab'), kala (kendang), sangka (gong),pamatut (kethuk), lan sauran (kenong) suryasengkala karengeng karna tri (326) tahun wakdaniya candrasengkala karenggeng gunakaton muluk (336), masa palguna hyang endra ngutus batara citrasena dateng negeri purwacarita ngasta gamelan 'surendra' supados dipun parengaken dumateng maharaja kano, bilih piranti - piranti gamelan kasebat dipun parengaken kanggo sedoyo titah ing mercapada.
Sri Maharaja Kano yasa piranti gamelan ingkang dipun wastani salundi (kempul lan garantang (gambang)lajeng dipun sebaraken dateng masyarakat supados dipun ditiru lan dipun kembangaken,ing sak mangke surendra meniko langkung dipun sebat surendro utawi salendro
Tahun pramadi, suryasangkala kaswareng karnaguna maletik (327) masa wisaka, candrasengkala gora tri katon tawang (337) srimaharaja kano yasa lan nyebaraken tembangan - tembangan saking tembang ageng, lah meniko ingkang dados mulo bukane gending
Tahun wikrama, suryasengkala naga kacaksuh ing rana (328),masa manggakala, candrasengkala madyaning rana tri (338)andedasar piranti gamelan sakang negeri ajam, yahudi, dan hindu Sri Maharaja Kano yasa piranti tanda perang: mardangga, inggih meniko : kalakendang, sangka gong, egong, gubar (bende ingkang mboten wonten pencu-nipun),bahiri (beri mawi sanding ), puksur (rebana ingkang dipun thuthuk mawi kayu), gurnang (kenong ingkang dipun gantung), tong-tong (kendang saking gangsa, penuthuk-ipun saking kayu), grit (rebana ingkang dipun thuthuk ngagem kayu), tetek, bedug, maguru gangsa (kemodong digantung) ing sak mangke 'mardangga' dipun wastani 'pradangga'
Tahun pilapawa, suryasangkala trusta bojaning marga (529), masa wisaka, candrasengkala tataning pakarti wisaya sirna (545) dewi sugandi, putri prabu basukesti raja negeri wirata, miyosaken dewi basuwati raja ngaturi rawuh para brahmana, tapa, resi,lan sewasogata, dipun suwun puji syukur-ipun supados si jabang bayi sehat lan mbiten wonten rubedo menopo-menopo, para resi ingkang ngasto piranti rebana utawi terbang angklung, genta, kekeleng, bende, lan kentongan. Piranti kasebat ngiringi kekidungan dumaateng para jawata, sak konduripun para resi, raja nitahaken supados yasa tiruan piranti-piranti kasebat supados saged dipun main-aken kados surendra
Tahun kalayuda, suryasangkala guna makarti tata (543),masa srawana, candrasengkala trusta marganing gati ((559) prabu basukesti raja negeri wirata yasa tiruanipun saking gangsa lokanantaingkang awujud demung lan gender ingkang sak mangke ugi dipun sebaraken ing masyarakat lan dipun wastani gangsa surendra
Tahun sadaruna, suryasangkala anrus lenging naga (899), masa . . . . , candrasangkala karenga ing karna nrus wiyat (926) resi kano dari negeri ngadirejo, cilacap, kangungan niat kraman dumateng Prabu Ajipamasa ing Kediri, prabu narada, raja ngadirejo lajeng ngutus waktra lan barlu supados ngawat-awati resi kano, waktra dan baru nyamar dados pemain jantur ngasto suling yasa piyambak saking pring wratsari lan ugi ngasto sekawan manuk merak, suwantenipun suling ngagem laras kados suwantenipun manuk merak. Sak kondure dateng Ngadirejo suling dipun dados-aken salah satunggaling piranti ing gangsa surendra kaliyan piranti sanesipun ingkang laras-ipun sami kaliyan gangsa salendro, lah meniko mangke ingkang dipun wastani laras 'manyura' kagem pangeling-eling suwanten manuk merak : 'nya-ngung-ngong'
Tahun tadu, suryasangkala (1107) karengeng maletik atmajaji candrasengkala karsa tri nunggal janma, 1136, Prabu Lembu Amiluhur peputra Raden Panji Ino Kartapati utaawi raden panji kasatrian, ahli ing ilmu pengetahuan, ingkang yasa piranti awujud bonang lan saron, ugi laras-laras ingkang sanesipun
Para kadang Raden PAnji sami mbiyantu yasa, raden kartala ngasta palu ingkang ageng, raden andaga palu sedeng, pungkasanipun ugi kaliyan kadang piyambak, sak sampunipun gamelan kasebat rampung, lajeng yasa seperangkat 'laras miring' utawi ingkang kasebat 'pelog' cacahaipun lan jenis pirantinipun sami kaliyan gamelan surendro, lajeng ing sak mangke gamelan surendro disebut salendro lan pelog
Ing masa Prabu Mundingsari saking kraton Pajajaran, yasa 2 jenis gamelan kados ramanipun saking Jenggala, ingang kasebat 'sorogan kagem laras pelog' kagem mardangga ingkang kasebat 'laras barang' niru laras cina utawi siyam
Wedal meniko sampun wonten piranti kenong lan wilahan saking demung lokananta ingkang menurut critanipun cacah-ipun wonten wolu, gender kalihwelas lan gambang ugi kalihwelas
'Mareme gegindingane ngaurip Angembani gegayuhne jalmi Swanten rebaing asebab Nunggal karo getering gender Imbuh ngelangut raosing suling Nyadong marem bathos lan pikir "Oncor lapa jampine tamba"
Gendhing Laras Pélog Pathet Lima
1. Gendhing bonang Babar Layar kethuk 4 kerep minggah 8, laras pélog pathet lima
2. Gendhing bonang Bremara kethuk 2 kerep minggah 4, laras pélog pathet lima [
3. Gendhing bonang Dhenggung Asmaradana kethuk 4 kerep minggah 8, laras pélog pathet lima

Gamelan

Traditional indonesian instruments02.jpg


Gamelan salah sijining seni musik tetabuhan tradhisional asal Indonésia utamané ing pulo Jawa, Madura, Bali lan Lombok. Isi gamelan iku piranti saprangkat alat musik sing dienggo ngiringi tembang, utawa ditabuh tanpa tembang minangka klenèngan. Jinis musik iki kasebar nganti kapuloan Nusantara lan saiki malah wis kasebar warata nganti Amérika, Eropah lan tlatah liyané.
Jinis musik tradhisional liya sing mèmper karo gamelan uga ana ing Filipina, Malaysia lan Suriname. Tembung gamelan dhéwé iku asalé saka basa Jawa yaiku "gamel" maknané "tabuh".

Sajarah
Musik gamelan nduwé sajarah sing tuwa saumuran karo kasebaré budaya Hindu lan Buddha ing Nusantara utamané nalika kawanguné karajan-karajan gedhé kaya karajan Majapahit. Ing jaman Majapahit iki piranti gamelan wiwit kawangun.
Jinis
Jinis gamelan werna-werna lan kapérang miturut laras lan tlatah panyebarané.
Miturut larasé
Gamelan laras sléndro
Gamelan laras pélog
Gamelan laras prawa (Pasisir)
Miturut tlatah sumebaré
Saben dhaérah ing Nusantara nduwé gamelan sing béda-béda miturut tlatah budayané, piranti gamelan sing dianggo uga rupa-rupa lan béda-béda.
Gamelan Jawa
Gamelan Banyuwangen
Gamelan Banyumasan
Gamelan Sundha
Gamelan Crebonan
Gamelan Bali
Gamelan Malaysia

Musik
Jakarta: Keroncong Tugu.
Maluku :
Melayu : Hadrah, Makyong, Ronggeng
Minangkabau :
Aceh :
Makassar : Gandrang Bulo, Sinrilik
Piranti musik
Jawa: Gamelan.
Nusa Tenggara Wétan: Sasando.
Gendang Bali
Gendang Karo
Gendang Melayu
Gandang Tabuik
Sasando
Talempong
Tifa
Saluang
Rebana
Bende
Kenong
Serunai
Jidor
Suling Lembang
Suling Sunda
Dermenan
Saron
Kecapi
Bonang
Kendang Jawa
Angklung
Calung
Kulintang
Gong Kemada
Gong Lambus
Rebab
Tanggetong
Gondang Batak
Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya

Piranti Gendhing/Gamelan

Gamelan Jawa



Piranti gamelan Jawa
Gamelan Jawa iku salah siji jinis utawa corak gamelan sing urip ing Jawa Tengah (uga Yogyakarta) lan sebageyan Jawa Wetan. Musik gamelan Jawa iki beda karo musik gamelan saka dhaerah liya, yen musik gamelan Jawa umume nduwe nada luwih lembut lan nganggo tempo luwih lambat, beda karo musik gamelan Bali sing tempone luwih cepet uga gamelan Sundha sing musike mendayu-dayu lan didominasi swara suling.

1. Gong



Gong
Gong iku salahsiji piranti gamelan Jawa sing ditabuh, digawé saka tosan lan nduwé ukuran sing gedhé dhéwé. Piranti iki biasané papané ing mburi dhéwé, digantung ing palang sing umum digawé saka kayu ukuran gedhé. Ana loro jinis gong yaiku: gong ageng lan gong suwuk.
Wujud
Wujudé bunder, permukaané rata ning ana tonjolan ing tengah-tengah.
Swara
Gong nduwé swara sing gedhé dhéwé lan nadhané paling asor tinimbang nadha piranti gamelan liyané.
Fungsi
Gong ditabuh kanggo awèh tekanan ing bagéyan tinentu (umumé akir) iringan musik gamelan, dadi arang banget ditabuh (ora terus-terusan) ning ditabuh ing selang wektu tinentu.
Prangkat musik tradhisional iki saiki nduwé fungsi liya yaiki kanggo tandha paresmian utawa pambukaan acara.

2. Kendhang




Kendhang
Kendhang iku salahsijining piranti gamelan Jawa sing ditabuh nganggo kombinasi antara tlapakan karo driji, dadi ora nganggo tabuh. Ing musik modhèrn, piranti iki digolongaké piranti perkusi. Kendhang disèlèhaké ing wadhah panyangga saka kayu sing wujudé mèmper huruf Y.
Wujud
Wujudé mèh silindher, simetris, ing salah siji sisih rada gedhé tinimbang sisih lawané. Bagéyan sing luwih gedhé umumé disèlèhaké ing tengening panabuh. Kendhang iki ukurané luwih cilik tinimbang bedhug.
Jinis
Ana 4 jinis kendhang sing umum dienggo ing gamelan yaiku: (urutan saka sing paling gedhé ukurané)
• Kendhang gendhing utawa kendhang ageng, nduwé nadha swara paling cendhèk
• Kendhang wayangan
• Kendhang batangan utawa ciblon
• Kendhang ketipung, nduwé nadha swara paling dhuwur
Fungsi
Piranti gamelan iki fungsiné kanggo ngatur irama utamané yèn arep ngowahi irama uga kanggo ngatur tempo musik supaya ajeg. Kendhang uga sok kanggo tengeran babak-babak ing reroncèn musik gamelan lan ing pérangan akir/panutup swara suwukan.
Jinis swara lan cara nabuh
Akèh jinis swara sing isa diasilaké saka piranti kendhang iki yaiku antarané:
• Dlong: swara iki metu saka tengah bagéyan kendhang sing gedhé (kejaba kendhang ketipung), ditabuh nganggo kabèh driji lan sabagéyan tlapakan sing langsung diculaké. Swara iki nduwé nadha paling cendhèk.
• Dhah: swara iki metu saka sisi utawa pinggir bagéyan kendhang sing gedhé (kejaba kendhang ketipung), ditabuh nganggo kabeh driji lan sabagéyan tlapakan tangan sing langsung diculaké.
• Thung: swara iki metu saka tengah bagéyan kendhang sing gedhé, ditabuh nganggo driji sing langsung diculaké. Yèn ing kendhang ketipung, swara iki metu saka bagéyan kendhang sing gedhé ning ditabuh nganggo jempol utawa driji panuding sing langsung diculaké.
• Ket: swara iki metu saka pérangan tengah kendhang sing gedhé, ditabuh nganggo pucuk driji utamané pucuk driji panuding, driji panunggul karo driji manis lan ora langsung diculaké (tetep nempèl) utawa nutup.
• Tong: swara iki metu saka sisi utawa pinggir bagéyan kendhang sing cilik, ditabuh nganggo pucuk driji panunggul lan driji manis lan langsung diculaké.
• Tak: swara iki metu saka bagéyan kendhang sing cilik, ditabuh nganggo kabeh driji lan sabagéyan tlapakan tangan lan ora diculaké utawa tetep nempèl, déné tlapakan tangan tengen nempèl ing bagéyan kendhang sing gedhé. Swara iki nduwé nadha paling dhuwur.
• Deng: swara iki metu saka bagéyan kendhang sing gedhé, ditabuh nganggo kabèh driji ono ing sisih pinggir kendhang. Sumber : Hari Kendhang Kabupaten Madiun.
Notasi
Notasi swara kendhang sing umum dienggo yaiku:
• Swara dlong diwakili simbol D
• Swara dhah diwakili simbol b
• Swara thung diwakili simbol p
• Swara ket diwakili simbol k
• Swara tong diwakili simbol o
• Swara tak diwakili simbol t
• Swara deng diwakili simbol B

3. Celempung




Celempung - Saka Commons
Celempung iku piranti gamelan sing dipetik, cacah senare ana 11 lan 13 pasang. Piranti gamelan iki, bareng karo siter dadi piranti utama ing gamelan siteran.
Ing pagelaran gamelan, piranti iki termasuk kelompok panerusan lan nduwe tempo sing pada garo gambang yaiku tempo cepet.
Subbagéyan2
Seratan puniki bakal dipun-cithak kandel[[[Judul pranala][[Gambar:Contoh.jpg
Teks ini akan dicetak miring == Gambar:Teks judul
________________________________________
--125.161.191.12 13:58, 8 Agustus 2007 (UTC)--125.161.191.12 13:58, 8 Agustus 2007 (UTC) == ]]]]' ===
Ukuran
Ukuran celempung dawane kira-kira 90 Cm, nduwe 4 penyangga. Dadi dibanding siter, celempung iku kira-kira ping telu luwih dawa.
Laras
Celempung disetel pasangan ing laras pelog lan slendro. Nada celempung iku seoktaf ing ngisore siter.

4. Saron



Saron - saka Commons
Saron iku salahsiji perangkat gamelan Jawa sing ditabuh. Saron iku diso'ake langsung ing wilah kayu ing loro sisi ngisore.
Ana 3 jinis saron yaiku:
• Saron panerus (ing laras slendro: Peking)
• Saron barung biasa disebut saron
• Saron demung biasa disebut demung
Wujud
Wujud wilah saron iki meh padha karo wilah gambang, bedane nek wilah saron digawe saka logam (umume sing apik perunggu), nek wilah gambang digawe saka kayu. Tabuh saron digawe saka kayu sing rada empuk, wujude kaya palu. Wilah saron ana 7, masing-masing dawane sekitar 20 cm.

5. Suling
Saka Wikipédia, Ènsiklopédhi Bébas ing basa Jawa / Saking Wikipédia, Bauwarna Mardika mawi basa Jawi
Langsung menyang: pandhu arah, golèk



Suling saka pring
Suling iku salah siji piranti musik sing disebul, fungsiné kanggo nambah swara-swara ing melodi. Ing musik gamelan Jawa suling iku nduwé 2 laras yaiku:Slendro lan Pelog.
[sunting] Wujud
Digawé saka pring, dawané kira-kira setengah meter.
[sunting] Swara
Swara suling dikasilaké amarga rongga angin digeteraké liwat sebulan angin. Frekuensi gelombangé gumantung karo ukuran dawa rongga angin sing digeteraké.

Pesindhèn/Sindhèn/Waranggana utawa Swarawati iku penyanyi ing pagelaran kasenian Jawa lan Sundha. Sindhèn iku nembang ngiringi musik tradhisional gamelan. Sindhèn kudu nduwé ketrampilan olah vokal sing apik. Sing ditembangaké umumé tembang-tembang sing pakem.
Umumé pagelaran kasenian Jawa kayadéné wayang, lengger lan liyané ngango iringan pesindhèn.

6. Gamelan Slendro



Gamelan laras sléndro Si Ketuyung, Keraton Kasepuhan, Cirebon
Gamelan Jawa iku nduwe nada-nada pentatonis, Sak prangkat gamelan kumplit iku nduwe 2 laras yaiku:
• Gamelan Sléndro
• Gamelan Pélog
Aturan
Gamelan Jawa nduwe aturan-aturan sing wis pakem antarane ketata saka pirang-pirang puteran lan pathet utawa jero cethèking swara, uga ana aturan sampak utawa cepet-rendheté laku sing wis pakem, uga ana batesan-batesan gongan lan melodine wis diatur neng bageyan-bageyan sing masing-masing ketata saka 4 nada.
Masing-masing piranti nduwe fungsi dhewe-dhewe, sing nuntun swara yaiku rebab, sing nuntun sampak diarani kendhang. Arane pemain sing nabuh gamelan iku penayagan utawa nayaga, sing nembang, arané pesinden utawa wira-swara/swarawati.
Jinis
Uga pirsani
• Piranti gamelan Jawa
• Gongan
• Balungan
• Panerusan
Pranala nJaba
• Instruments of the gamelan
• Gendhing Jawa, Notasi Gamelan gaya Surakarta.
• Mongkeyc, dolanan gamelan ing jagad maya.
• Gamelan, Orkestra a la Jawa
Macapat lan Sekar Gendhing
MACAPAT

Tembang Macapat uga diarani tembang cilik yaiku tembang kang duwe paugeran pupuh (bait), guru gatra (cacahing larikan), guru wilangan (cacahing wanda = suku kata), lan guru lagu (tibaning swara saben pungkasaning gatra (larikan) tembang utawa dong ding.

A. Kasusastran kang tinemu ing gendhing ;
1. Cakepan yaiku syair, tetembungan kang dienggo ing tembang.
2. Cengkok yaiku Lak – luking swara kanggo nglagokake tembang.
3. Gendhing yaiku swara lelagoning gamelan
4. Gamelan yaiku Piranti karawitan kanggo ngiringi tembang. Kayata ; bonang, kendhang, gong kempul, gender, gong gedhe, peking, demung, saron, kenong, slenthem, gambang, rebab, siter, lsp.
5. Laras yaiku rasa thinthingane swara cendhak nganti swara dhuwur.
6. Titi laras yaiku angka minangka gantine laras ( swara cendhak tekan swara dhuwur).
7. Pathet yaiku ukuran cendhek lan dhuwure swara kanggo nglagokake tembang.
8. Pedhotan yaiku pamedhoting swara ing tengahing tembang ing saben larik.
9. Senggakan yaiku unen – uen mawa lagu ing satengahing tembang kang binarung swaraning gendhing / pradangga
10. Swarawati yaiku waranggana, pesindhen, penyanyi putri.
11. Wiraswara yaiku penyanyi kakung
12. gerong yaiku tembang kang dilagokake bareng karo gamelan kanggo mbarengi gendhing, dene sing gerong para wiraswara / pradangga.
13. Sindhenan yaiku tetembangan kang dilagokake dening waranggana utawa pesindhen binarung swaraning gamelan / lelagoning gendhing.
14. Irama yaiku ukuran rindhik rikating penabuhing gamelan.
15. Bawa yaiku tembang kang kanggo mbukani gendhing utawa miwiti gendhing tanpa tabuhan.
16. Buka yaiku tetabuha kang kanggo bukani gendhing.

B. Watak lan pangangone tembang macapat
1. Pocung watak kendho tanpa greget saur, bisa kanggo medharake sembrana, lsp
2. Maskumambang watak nalangsa, kanggo medharake rasa prihatin.
3. Gambuh watak wani, wanuh, rumaket lan kulina. Prayogi kanggo paring pitutur, utawi sesorah ingkang ngemu raos radi sereng.
4. Magatruh watak Sedih kanggo medharake rasa memelas, getun, lan prihatin.
5. Kinanthi watak seneng, tresna, asih, grapyak, prayogi kagem suka pitutur raos tresna.
6. Asmaradana watak Watak sedhih prihatos , sengsem gandhrung. Mathuk kanggo cariyos sedhih lan asmara.
7. Mijil watak gandrung, prihatin anggone golek ilmu, metuning ras pitutur, medharake bukaning crita, mangayubagya.
8. Pangkur watak watak sereng, kejem, nantang, mathuk kanggo pitutur sereng, crita perang.
9. Durma watak Galak nantang, nesu lan muntab
10. sinom watak grapyak, sumanak, renyah.
11. Dhandhanggula watak kewes ,luwes, resep prayoga kanggo apa wae.
12. Girisa watak gagah mawanti – wanti bisa kanggo wulang wuruk, nggambarake kaendahaning alam.
13. Balabak watak sembrana cocog kanggo lelucon.
14. Wirangrong watak duwe prabawa gedhe, bisa kanggo wulang wuruk, nggambarake kaendahaning alam.
15.Juru demung watak kenes mathuk kanggo peprenesan.